
Dada Panas Abis Ngopi Seblak? Spill the Tea Soal GERD, Si Musuh dalam Selimut yang Bikin Lo Salty
Pernah nggak sih, lagi asik-asik scrolling TikTok sambil nyemil seblak level mampus, eh tiba-tiba dada lo berasa kebakar? Atau abis ngopi buat ngejar deadline, tenggorokan malah berasa ada yang ngeganjel dan mulut jadi asem? Congrats, lo mungkin baru aja dapet ‘salam kenal’ dari GERD. Sensasi ini bisa bikin mood ancur seharian dan bikin lo jadi salty sama keadaan.
Tapi tunggu dulu, ini bukan artikel “sakit maag” biasa yang bakal lo skip. Kita bakal deep dive—spill all the tea—soal Gastroesophageal Reflux Disease atau yang lebih akrab disapa GERD. Kenapa penyakit ini kayaknya demen banget sama Gen Z dan Milenial? Apa hubungannya sama kebiasaan kita yang FOMO sama kuliner viral, hobi begadang demi deadline, dan OVT (overthinking) tingkat dewa? Pertanyaan-pertanyaan ini penting banget buat dijawab, karena GERD yang disepelekan bisa jadi masalah serius di kemudian hari.
Artikel ini bakal jadi ultimate guide buat lo. Kita akan bongkar tuntas mulai dari apa itu GERD, kenapa kita bisa kena, lifestyle hacks buat ngatasinnya, food guide biar lambung bisa ikutan slay, sampai kapan lo harus stop self-diagnose dan lapor ke ahlinya. YGY (Ya Gaes Ya).
Kenalan Sama GERD, Biar Nggak Salty Sama Perut Sendiri
Sebelum bisa ngalahin musuh, lo harus kenal dulu siapa dia. Memahami apa itu GERD adalah langkah pertama biar lo bisa ngambil alih kendali dan nggak terus-terusan jadi korban perasaan nggak nyaman di dada dan perut.
GERD Itu Apa Sih? (Bukan Maag Biasa, YGY)
Biar gampang, bayangin ada ‘gerbang’ atau ‘katup’ otomatis di antara kerongkongan (esofagus) dan lambung lo. Nama kerennya adalah sfingter esofagus bagian bawah atau Lower Esophageal Sphincter (LES). Dalam kondisi normal, tugas si gerbang ini adalah membuka pas makanan atau minuman turun ke lambung, terus langsung nutup lagi dengan rapat. Tujuannya? Biar asam lambung yang sifatnya korosif banget itu tetap aman di dalam ‘kandangnya’ di perut.
Nah, pada penderita GERD, si gerbang ini jadi bermasalah. Dia bisa jadi ‘lemah’, ‘kendor’, atau terlalu sans dan sering ngebuka di saat yang nggak seharusnya. Akibatnya fatal: asam lambung yang super asam itu, kadang bareng sisa makanan, jadi ‘naik’ atau mengalami
reflux (aliran balik) ke kerongkongan.
Masalahnya, dinding kerongkongan kita itu nggak didesain sekuat dinding lambung untuk menahan serangan asam. Jadi, ketika asam lambung ini bolak-balik naik, dinding kerongkongan jadi teriritasi, meradang, bahkan bisa sampai luka. Inilah yang jadi akar dari semua sensasi nggak nyaman yang lo rasain. Penting buat dicatat, ini beda sama maag (gastritis) yang umumnya adalah peradangan yang terjadi di dinding lambung itu sendiri, bukan karena naiknya asam ke kerongkongan. Jadi, kalau lo sering bilang “maag gue kumat” padahal yang dirasain adalah panas di dada, bisa jadi itu sebenarnya GERD.
Tanda-Tanda (Red Flags) Lo Kena GERD
Tubuh kita pinter banget ngasih sinyal kalau ada yang nggak beres. Kenali tanda-tanda atau red flags ini, karena bisa jadi ini cara tubuh lo bilang, “Woy, ada masalah di bagian pencernaan, nih!”

- Heartburn (Sensasi Terbakar di Dada): Ini adalah gejala paling ikonik dan paling sering dirasakan. Rasanya panas, perih, atau seperti terbakar di bagian tengah dada, tepatnya di belakang tulang dada. Sensasi ini seringkali memburuk setelah makan, saat membungkuk, atau ketika berbaring, dan bisa menjalar sampai ke tenggorokan.
- Regurgitasi (Makanan ‘Balik Arah’): Ini adalah sensasi di mana cairan asam atau sisa makanan yang belum tercerna tiba-tiba naik kembali ke kerongkongan atau bahkan sampai ke mulut. Rasanya? Literally a bad taste in your mouth. Mulut jadi terasa asam atau pahit, bikin mual dan nggak nyaman.
- Nyeri Dada: Nyeri dada akibat GERD kadang bisa terasa tajam atau seperti ditekan, mirip banget sama gejala serangan jantung. Gejala ini sering banget bikin penderitanya panik dan OVT, takut kena penyakit jantung. Meskipun harus tetap waspada, penting untuk tahu kalau GERD bisa jadi biang keladinya.
- Susah Menelan (Disfagia): Akibat iritasi kronis, kerongkongan bisa terasa menyempit. Ini menimbulkan sensasi seperti ada makanan yang mengganjal atau tersangkut di tenggorokan saat menelan.
- Batuk Kering Kronis & Suara Serak: Ini gejala yang sering nggak disadari. Asam lambung yang naik bisa mengiritasi saluran pernapasan bagian atas dan laring (kotak suara). Hasilnya adalah batuk kering yang nggak sembuh-sembuh (terutama di malam hari) atau suara yang tiba-tiba jadi serak tanpa alasan jelas seperti flu.
- Mual dan Sering Sendawa: Perut yang terus-terusan ‘diganggu’ oleh asam yang naik-turun bisa menyebabkan rasa mual dan penumpukan gas. Ini bikin lo jadi sering bersendawa secara berlebihan, terutama setelah makan.
Gejala-gejala ini bukan cuma sekadar gangguan fisik. Bagi banyak anak muda, pengalaman ini bisa memicu lingkaran setan yang lebih rumit. Bayangkan, ketika lo merasakan nyeri dada hebat dan sesak napas akibat GERD, otak secara alami akan menginterpretasikannya sebagai ancaman serius, mirip serangan panik atau bahkan serangan jantung. Respons ini memicu kecemasan dan stres yang signifikan. Ironisnya, stres dan kecemasan itu sendiri adalah faktor yang terbukti dapat memperburuk gejala GERD, entah dengan meningkatkan produksi asam atau membuat kerongkongan lebih sensitif terhadap asam. Akhirnya, lo terjebak dalam siklus: gejala GERD memicu kecemasan, dan kecemasan memperparah gejala GERD. Fenomena yang dikenal sebagai “GERD Anxiety” ini menjadi masalah ganda yang perlu ditangani dari dua sisi: fisik dan mental.
Kenapa Sih GERD Demen Banget Sama Kita? Mengungkap Biang Kerok di Balik Gaya Hidup Kekinian
Kalau lo merasa GERD ini kayaknya jadi “penyakit angkatan” buat Milenial dan Gen Z, lo nggak salah. Gaya hidup kita yang serba cepat, penuh tekanan, dan selalu terhubung dengan tren terbaru ternyata menyediakan ‘karpet merah’ buat GERD. Mari kita bedah satu per satu biang keroknya.
Jebakan Makanan Viral & FOMO
Coba buka TikTok atau Instagram sekarang. Pasti ada aja konten mukbang seblak level 100, ayam geprek dengan sambal yang “membakar”, atau aneka fast food yang lumer dengan keju dan saus. Sebagai generasi yang nggak mau ketinggalan zaman, rasa
FOMO (Fear of Missing Out) seringkali lebih kuat daripada logika kesehatan. Kita merasa harus mencoba semua yang lagi viral. Padahal, makanan-makanan ini adalah
triple threat bagi lambung kita.
- Makanan Pedas: Senyawa capsaicin dalam cabai yang memberikan rasa pedas bisa secara langsung mengiritasi lapisan lambung dan kerongkongan yang sensitif. Ini seperti menyiram luka dengan alkohol.
- Makanan Berminyak/Berlemak Tinggi: Gorengan, daging berlemak, dan makanan cepat saji punya dua efek buruk. Pertama, mereka bisa melemahkan dan merelaksasi katup LES, membuatnya lebih gampang terbuka. Kedua, lemak memperlambat proses pengosongan lambung. Artinya, makanan jadi ‘nongkrong’ lebih lama di perut, memberikan tekanan lebih besar dan kesempatan lebih lama bagi asam untuk naik.
- Makanan/Minuman Asam: Tomat (termasuk saus tomat dan saus sambal), buah-buahan sitrus seperti jeruk dan lemon, serta minuman bersoda secara langsung meningkatkan kadar keasaman di dalam lambung. Ini ibarat sengaja menambahkan bensin ke dalam api yang sudah menyala.
Dilema Anak Senja: Antara Kopi, Deadline, dan Begadang
Coffee culture sudah jadi bagian tak terpisahkan dari identitas anak muda, entah untuk nongkrong, kerja, atau sekadar mood booster. Ditambah lagi dengan
hustle culture yang menuntut kita untuk terus produktif, mengerjakan tugas dan deadline hingga larut malam. Paket kombo ini ternyata sangat tidak ramah lambung.
- Kopi dan Kafein: Kafein, yang ditemukan dalam kopi, teh, dan minuman berenergi, punya efek merelaksasi otot, termasuk katup LES. Ketika katup ini rileks di saat yang salah, jalan tol untuk asam lambung naik jadi terbuka lebar. Minum kopi saat perut kosong juga dapat memicu produksi asam lambung berlebih, memperparah kondisi.
- Begadang dan Makan Larut Malam: Makan besar atau ngemil berat mendekati waktu tidur adalah salah satu pemicu GERD terburuk. Saat kita dalam posisi tegak, gravitasi membantu menahan isi perut tetap di bawah. Tapi begitu kita rebahan, bantuan gravitasi ini hilang. Posisi horizontal memudahkan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Selain itu, kurang tidur sendiri merupakan bentuk stres bagi tubuh, yang dapat mengganggu semua sistem, termasuk pencernaan.
Efek Kaum Rebahan dan Makan Barbar
Gaya hidup modern yang serba cepat seringkali memaksa kita untuk makan dengan terburu-buru. Setelah makan, karena lelah, godaan untuk langsung rebahan sambil nonton Netflix atau scroll media sosial sangat besar. Dua kebiasaan ini adalah kontributor utama gejala GERD.
- Makan Cepat dan Porsi Besar: Makan dengan tergesa-gesa membuat kita cenderung menelan lebih banyak udara dan makanan tidak terkunyah dengan sempurna. Porsi makan yang besar sekaligus akan meregangkan lambung dan meningkatkan tekanan di dalam rongga perut. Tekanan inilah yang seolah-olah ‘mendorong’ isi lambung untuk naik ke atas.
- Langsung Rebahan Setelah Makan: Seperti yang sudah disinggung, posisi berbaring menghilangkan efek gravitasi yang menahan asam lambung. Memberi jeda 2-3 jam antara makan dan berbaring sangat krusial untuk memberi waktu bagi lambung untuk mengosongkan isinya sebagian.
Saat OVT Bikin Asam Lambung Naik

Stres, cemas, dan overthinking (OVT) bukan lagi sekadar masalah di kepala; ini adalah isu kesehatan fisik. Ada hubungan dua arah yang sangat kuat antara otak dan usus (gut-brain axis). Kondisi psikis yang tertekan dapat secara langsung memengaruhi sistem pencernaan. Stres dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang bisa memicu peningkatan produksi asam lambung. Selain itu, stres juga bisa membuat kita lebih sensitif terhadap rasa sakit. Artinya, sensasi
heartburn yang mungkin ringan bisa terasa jauh lebih parah saat kita sedang stres atau cemas.
Fenomena ini melahirkan sebuah paradoks yang menarik pada generasi kita. Di satu sisi, Gen Z dan Milenial adalah generasi yang paling sadar akan pentingnya kesehatan mental dan wellness. Kita tidak ragu bicara soal mental health, menggunakan aplikasi meditasi, dan mengikuti influencer kebugaran. Namun di sisi lain, kita juga generasi yang sama yang terjebak dalam kebiasaan-kebiasaan yang merusak kesehatan pencernaan demi partisipasi sosial (
FOMO kuliner), kesenangan sesaat (coffee culture), dan tuntutan profesional (hustle culture). Ada jurang pemisah antara nilai-nilai kesehatan yang kita anut dan perilaku kita sehari-hari. Oleh karena itu, solusi untuk GERD di kalangan anak muda tidak cukup hanya dengan memberi daftar “boleh” dan “tidak boleh”. Solusinya terletak pada bagaimana kita bisa menemukan keseimbangan yang realistis, dan membingkai ulang menjaga kesehatan lambung bukan sebagai beban, melainkan sebagai bagian esensial dari
glow up dan strategi untuk bisa terus slay dalam jangka panjang.
Glow Up Lambung Lo: Panduan A-Z Biar GERD Nggak Slay Hidup Lo
Oke, kita sudah kenalan sama musuh dan tahu semua kelemahan kita. Sekarang saatnya menyusun strategi perang! Mengatasi GERD itu bukan tentang membatasi hidup, tapi tentang meng-upgrade-nya. Anggap saja ini misi “glow up” untuk lambung lo. Dengan beberapa penyesuaian, lo bisa kok tetap menikmati hidup tanpa drama asam lambung.
Lifestyle Hack Anti-GERD (Perubahan Kecil, Hasil Goks)
Oke, kita sudah kenalan sama musuh dan tahu semua kelemahan kita. Sekarang saatnya menyusun strategi perang! Mengatasi GERD itu bukan tentang membatasi hidup, tapi tentang meng-upgrade-nya. Anggap saja ini misi “glow up” untuk lambung lo. Dengan beberapa penyesuaian, lo bisa kok tetap menikmati hidup tanpa drama asam lambung.
Subseksi 3.1: Lifestyle Hack Anti-GERD (Perubahan Kecil, Hasil Goks)
Perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Hacks ini mungkin terdengar klise, tapi dampaknya nyata dan didukung oleh sains.
Kelola Stres: Ini bukan cuma saran basa-basi. Mengingat hubungan erat antara stres dan GERD, menemukan cara sehat untuk chill itu wajib. Coba luangkan waktu untuk meditasi, yoga, mendengarkan musik, jalan-jalan di alam, atau menekuni hobi apa pun yang bisa membuat pikiran lo rileks dan bahagia. Mengelola stres adalah bagian dari pengobatan GERD.
Atur Berat Badan: Kelebihan berat badan, terutama di area perut, akan memberikan tekanan ekstra pada lambung. Tekanan ini bisa mendorong asam lambung naik ke kerongkongan. Menjaga berat badan ideal adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi frekuensi dan keparahan GERD.
Quit Smoking & Kurangi Alkohol: Nikotin dalam rokok dapat melemahkan otot katup LES, membuatnya lebih mudah kendur. Alkohol juga punya efek yang sama, plus bisa mengiritasi lapisan lambung secara langsung. Mengurangi atau berhenti total adalah investasi kesehatan jangka panjang.
Tidur Cerdas: Manfaatkan gravitasi bahkan saat tidur. Tinggikan posisi kepala sekitar 15-20 cm lebih tinggi dari badan. Caranya bisa dengan menggunakan bantal yang lebih tinggi atau menaruh ganjalan di bawah kaki ranjang bagian kepala. Posisi ini akan mempersulit asam lambung untuk naik.
Pakaian Friendly: Fashion is important, but comfort is key. Hindari menggunakan pakaian, ikat pinggang, atau celana yang terlalu ketat di sekitar perut. Pakaian ketat dapat menekan lambung dan memaksa isinya untuk naik. Pilih outfit yang lebih longgar dan nyaman.
Misi Makan Enak Tanpa Drama
Banyak yang takut kalau kena GERD artinya harus makan makanan hambar seumur hidup. That’s a myth! Kuncinya bukan menghilangkan rasa, tapi memilih bahan dan cara makan yang lebih cerdas.
Green Flag vs. Red Flag Foods for Your Stomach
Untuk mempermudah, mari kita kelompokkan makanan ke dalam kategori Green Flag (aman, lanjut!) dan Red Flag (awas, rem!). Ini adalah panduan umum, tapi ingat, setiap orang punya pemicu yang berbeda. Jadi, perhatikan juga reaksi tubuh lo sendiri.
Green Flag (Aman, Lanjut!) | Red Flag (Awas, Rem!) |
Sayuran (Rendah Asam): Brokoli, asparagus, kembang kol, seledri, timun, selada, kentang, wortel. | Pemicu Utama: Makanan super pedas (cabai), gorengan, makanan tinggi lemak (jeroan, daging berlemak). |
Buah (Non-Asam): Pisang, melon, semangka, apel, pir. | Buah & Sayur Asam: Jeruk, lemon, nanas, tomat dan semua produk olahannya (saus tomat, saus sambal). |
Protein Rendah Lemak: Dada ayam (panggang/rebus), ikan (bukan digoreng), kalkun, putih telur. | Pemicu Tersembunyi: Bawang bombay, bawang putih (mentah/banyak), daun mint. Ketiganya bisa melemahkan katup LES. |
Karbohidrat Kompleks: Oatmeal, nasi merah, roti gandum, quinoa. | Cokelat: Mengandung kafein dan theobromine yang bisa merelaksasi katup LES. |
Lemak Sehat (dalam porsi sedang): Alpukat, kacang almond, minyak zaitun. | Minuman Pemicu: Kopi, teh (berkafein), minuman beralkohol, minuman bersoda. |
Minuman Aman: Air putih, teh herbal (contoh: chamomile, jahe. Hindari peppermint/spearmint). | Produk Susu Tinggi Lemak: Keju, mentega, es krim, susu full cream. |
Seni Makan Cantik: Atur Porsi, Bukan Emosi
Cara lo makan sama pentingnya dengan apa yang lo makan.
- Makan Porsi Kecil tapi Sering: Daripada makan 3 kali dengan porsi ‘barbar’, lebih baik makan 5-6 kali sehari dengan porsi yang lebih kecil. Ini mencegah lambung terlalu penuh dan tertekan.2
- Kunyah Perlahan, Nikmati Momen: Makan terburu-buru adalah musuh pencernaan.14 Kunyah makanan lo sampai benar-benar lembut. Ini meringankan kerja lambung dan membantu proses pencernaan berjalan lebih lancar.
- Jeda Sebelum Rebahan: Ini aturan emas. Beri jeda minimal 2-3 jam antara waktu makan terakhir (terutama makan malam) dan waktu tidur atau rebahan.2So, no more makan Indomie jam 1 pagi terus langsung terkapar di kasur.
Kapan Waktunya Lapor ke Ahli? Dari Obat Warung Sampai Konsul Dokter

Mengelola GERD dengan perubahan gaya hidup itu penting, tapi ada kalanya kita butuh bantuan medis. Penting untuk tahu kapan harus bertindak sendiri dan kapan harus menyerahkannya pada profesional.
Pertolongan Pertama Saat GERD Menyerang (Level Obat Warung)
Untuk serangan GERD yang ringan dan jarang terjadi, beberapa obat yang dijual bebas (over-the-counter/OTC) bisa menjadi penyelamat sementara.
- Antasida: Ini adalah pertolongan pertama yang paling umum dan bekerja paling cepat. Obat ini bekerja dengan cara langsung menetralkan asam lambung yang sudah terlanjur naik ke kerongkongan, sehingga meredakan sensasi perih dan panas. Merek yang umum di pasaran antara lain Promag, Mylanta, dan Polysilane. Perlu diingat, antasida ini sifatnya seperti pemadam kebakaran: memadamkan api yang ada, tapi tidak mencegah kebakaran berikutnya. Jadi, ini untuk penggunaan darurat, bukan untuk dikonsumsi setiap hari.
Naik Level: Kapan Butuh Obat Resep Dokter?
Jika lo mendapati diri lo butuh antasida hampir setiap hari, atau jika gejala GERD lo tetap parah dan sering kambuh meskipun sudah mengubah gaya hidup, itu tandanya sudah waktunya untuk mencari bantuan yang lebih kuat dari dokter.
Penting untuk Diingat: Semua obat resep ini, terutama PPIs, harus digunakan di bawah pengawasan dokter. Dokter akan menentukan jenis, dosis, dan durasi pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi lo, serta memantau potensi efek sampingnya
H2 Blockers (Penghambat Reseptor H2): Obat jenis ini bekerja satu tingkat lebih ‘hulu’ dari antasida. Alih-alih menetralkan asam yang sudah ada, H2 Blocker mengurangi produksi asam lambung di perut. Efeknya tidak secepat antasida, tapi bertahan lebih lama. Contohnya adalah famotidine dan cimetidine.
PPIs (Proton Pump Inhibitors / Penghambat Pompa Proton): Ini adalah ‘senjata’ yang lebih kuat dalam menekan produksi asam lambung dan seringkali menjadi pilihan utama untuk kasus GERD yang sedang hingga berat. PPIs secara signifikan mengurangi jumlah asam yang diproduksi lambung, memberikan waktu bagi kerongkongan yang teriritasi untuk sembuh. Contohnya adalah omeprazole dan esomeprazole (Nexium).
Jangan Self-Diagnose Melulu: Kapan Harus ke Dokter?
Internet memang sumber informasi, tapi bukan pengganti dokter. Lo harus segera mencari pertolongan medis profesional jika mengalami hal-hal berikut:
- Gejala GERD sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Gejala tidak membaik setelah beberapa minggu mencoba perubahan gaya hidup dan obat OTC.
- Lo mengalami gejala alarm (red flags) yang lebih serius, seperti: kesulitan menelan yang parah, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, muntah-muntah (terutama jika ada darah), atau tinja berwarna hitam seperti aspal (tanda pendarahan).
Saat berkonsultasi, dokter akan melakukan wawancara medis mendalam (anamnesis) untuk memahami gejala dan riwayat kesehatan lo, diikuti dengan pemeriksaan fisik. Jika diagnosisnya masih belum jelas atau jika dokter mencurigai adanya komplikasi, lo mungkin akan direkomendasikan untuk menjalani pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang paling umum adalah
Endoskopi Saluran Cerna Atas. Prosedur ini menggunakan selang tipis berkamera untuk melihat secara langsung kondisi kerongkongan, katup LES, dan lambung lo. Meskipun kedengarannya menakutkan, endoskopi sangat penting untuk memastikan diagnosis, melihat tingkat kerusakan, dan menyingkirkan kemungkinan kondisi yang lebih serius seperti penyempitan kerongkongan (esophageal stricture) atau Barrett’s Esophagus (perubahan sel pra-kanker pada lapisan kerongkongan).
You’re in Control! Jadikan GERD Cuma Bagian dari Masa Lalu
Perjalanan melawan GERD itu bukan sprint, tapi sebuah maraton. Ini adalah tentang membangun kebiasaan baru yang lebih sayang sama tubuh lo. Kunci kemenangannya terletak pada tiga pilar yang saling mendukung: mengatur gaya hidup, memperbaiki pola makan, dan mengelola stres.
Lo sekarang punya semua tools dan informasi yang dibutuhkan untuk mengambil alih kendali. Lo nggak harus menderita selamanya karena dada yang panas atau tenggorokan yang mengganjal. Dengan mengenali apa saja pemicu personal lo dan mulai melakukan perubahan-perubahan kecil secara konsisten, lo bisa mengendalikan GERD, bukan sebaliknya.
Mulailah dari satu hal kecil hari ini. Mungkin dengan mengganti kopi pagi dengan teh herbal. Mungkin dengan memilih jalan kaki santai setelah makan malam daripada langsung rebahan. Atau mungkin dengan skip tantangan makan seblak level 5 dan memilih level yang lebih friendly di perut. Setiap pilihan kecil yang lebih sehat adalah sebuah kemenangan.
Your future self will thank you. Jadikan lambung yang sehat dan tenang sebagai bagian dari ultimate glow up lo. Karena pada akhirnya, bisa makan, tidur, dan beraktivitas dengan nyaman adalah bentuk slay yang sesungguhnya. You got this!
source: dari berbagai sumber
- Apa Itu GERD? Ketahui Gejala & Pengobatannya Sebelum Terlambat!, diakses Juni 20, 2025, https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-gerd-kenali-penyebab-faktor-risiko-dan-cara-mengatasinya
- Apa itu Penyakit Asam Lambung (GERD) ? Gejala & Pengobatan, diakses Juni 20, 2025, https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-asam-lambung
- Penyakit Penyakit Asam Lambung Naik / Refluks (GERD) – Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Pengobatan – Siloam Hospitals, diakses Juni 20, 2025, https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/gejala-dan-penyakit/penyakit-asam-lambung-naik-refluks-gerd
- Gejala GERD, Penyebab, & Pengobatan yang Tepat – Mitra Keluarga, diakses Juni 20, 2025, https://www.mitrakeluarga.com/artikel/penyakit-gerd
- Waspada, Ini Gejala GERD yang Tidak Boleh Diabaikan – Halodoc, diakses Juni 20, 2025, https://www.halodoc.com/artikel/waspada-ini-gejala-gerd-yang-tidak-boleh-diabaikan
- GERD – Gejala, Penyebab, dan Pengobatan – Alodokter, diakses Juni 20, 2025, https://www.alodokter.com/gerd
- Penyakit GERD Itu Apa? Kenali Gejalanya – Primaya Hospital, diakses Juni 20, 2025, https://primayahospital.com/penyakit/penyakit-gerd/
- Penyakit GERD – Kenali Gejala, Diagnosis, dan Cara Mengatasinya – Siloam Hospitals, diakses Juni 20, 2025, https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/video/penyakit-gerd
- Apa itu Radang Lambung, Penyebab, dan Pengobatannya – Siloam Hospitals, diakses Juni 20, 2025, https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/video/radang-lambung-adalah
- Kerap Jadi Perdebatan, Apakah Penyakit GERD Bisa Disembuhkan Total? – Halodoc, diakses Juni 20, 2025, https://www.halodoc.com/artikel/kerap-jadi-perdebatan-apakah-penyakit-gerd-bisa-disembuhkan-total
- MENGENAL GERD: PENYAKIT YANG BISA MENYERANG DI KALANGAN GENERASI MUDA – RS ISLAM AYSHA, diakses Juni 20, 2025, https://rsislamaysha.com/2023/09/04/mengenal-gerd-penyakit-yang-bisa-menyerang-di-kalangan-generasi-muda/
- Mengenal GERD Anxiety yang Rentan Dialami di Usia Muda – Halodoc, diakses Juni 20, 2025, https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-gerd-anxiety-yang-rentan-dialami-di-usia-muda
- Mengenal Gerd Anxiety yang Kerap Dialami Generasi Millenial hingga Gen-Z, Ini Cara Mencegahnya – TribunNews.com, diakses Juni 20, 2025, https://www.tribunnews.com/kesehatan/2022/10/29/mengenal-gerd-anxiety-yang-kerap-dialami-generasi-millenial-hingga-gen-z-ini-cara-mencegahnya
- Nggak Cuma Telat Makan, Ini Penyebab Gangguan Lambung yang …, diakses Juni 20, 2025, https://www.merdeka.com/sehat/nggak-cuma-telat-makan-ini-penyebab-gangguan-lambung-yang-sering-dialami-gen-z-71724-mvk.html
- Serangan Tren Makanan Pedas dan Viral Bikin Lambung Gen Z Berpotensi Meledak, Sebaiknya Minum Apa? – Liputan6.com, diakses Juni 20, 2025, https://www.liputan6.com/health/read/5639268/serangan-tren-makanan-pedas-dan-viral-bikin-lambung-gen-z-berpotensi-meledak-sebaiknya-minum-apa
- Tren Olahraga di Kalangan Anak Muda, Demi Kesehatan Atau FoMO | kumparan.com, diakses Juni 20, 2025, https://kumparan.com/arga-lazuardian/tren-olahraga-di-kalangan-anak-muda-demi-kesehatan-atau-fomo-24L7Q2C2lut
- 10 Pantangan Makanan dan Minuman Penderita GERD – Ciputra Hospital, diakses Juni 20, 2025, https://ciputrahospital.com/pantangan-makanan-minuman-penderita-gerd/
- 9 Makanan & Minuman Pantangan Asam Lambung yang Harus Dihindari – Siloam Hospitals, diakses Juni 20, 2025, https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pantangan-asam-lambung
- Apa Itu GERD? Ketahui Gejala & Pengobatannya Sebelum Terlambat! – Siloam Hospitals, diakses Juni 20, 2025, https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-gerd-kenali-penyebab-faktor-risiko-dan-cara-mengatasinya
- Inilah Berbagai Pantangan untuk Pengidap GERD – Halodoc, diakses Juni 20, 2025, https://www.halodoc.com/artikel/inilah-berbagai-pantangan-untuk-pengidap-gerd
- 6 Jenis Makanan dan Minuman Pantangan Asam Lambung – Alodokter, diakses Juni 20, 2025, https://www.alodokter.com/temukan-pantangan-asam-lambung-di-sini-supaya-tidak-kembung-lagi
- GERD pada Gen Z: Antara Coffee Culture dan Kebiasaan Bergadang – Kompasiana.com, diakses Juni 20, 2025, https://www.kompasiana.com/zaskiaazzahra0715/674f0cf7ed64151d125df514/gerd-pada-gen-z-antara-coffe-culture-dan-kebiasaan-bergadang
- Hantui Kaum Muda, Ini 5 Pemicu Maag yang Perlu Disadari – detikcom, diakses Juni 20, 2025, https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6996831/hantui-kaum-muda-ini-5-pemicu-maag-yang-perlu-disadari
- Faktor Penyebab Milenial Rentan Terkena Sakit Maag – Halodoc, diakses Juni 20, 2025, https://www.halodoc.com/artikel/faktor-penyebab-milenial-rentan-terkena-sakit-maag
- Kumpulan Istilah Gen Z yang Populer dan Artinya – Tempo.co, diakses Juni 20, 2025, https://www.tempo.co/gaya-hidup/kumpulan-istilah-gen-z-yang-populer-dan-artinya-100140
- 6 Tren Gaya Hidup yang Diprediksi Populer di Kalangan Remaja pada 2025 – Parapuan.co, diakses Juni 20, 2025, https://www.parapuan.co/read/534204757/6-tren-gaya-hidup-yang-diprediksi-populer-di-kalangan-remaja-pada-2025
- Tren Gaya Hidup di Kalangan Anak Muda – RRI, diakses Juni 20, 2025, https://rri.co.id/lain-lain/687863/tren-gaya-hidup-di-kalangan-anak-muda
- Gaya Hidup Sehat Kalangan Anak Muda Gen Z – RRI, diakses Juni 20, 2025, https://www.rri.co.id/kesehatan/916805/gaya-hidup-sehat-kalangan-anak-muda-gen-z
- Daftar Makanan Yang Harus Dihindari Penderita Asam Lambung – RSUD AWET MUDA NARMADA, diakses Juni 20, 2025, https://rsudnarmada.lombokbaratkab.go.id/artikel/daftar-makanan-yang-harus-dihindari-penderita-asam-lambung/
- GERD (Refluks Asam Lambung): Makanan yang Harus Dimakan & Dihinda, diakses Juni 20, 2025, https://www.mountelizabeth.com.sg/id/health-plus/article/stomach-disorder-eat-avoid
- Jarang Disadari, Ini Perbedaan Sakit Maag dan GERD – Halodoc, diakses Juni 20, 2025, https://www.halodoc.com/artikel/jarang-disadari-ini-perbedaan-sakit-maag-dan-gerd
- Ini Obat GERD Paling Ampuh yang Kerap Diresepkan Dokter – Halodoc, diakses Juni 20, 2025, https://www.halodoc.com/artikel/ini-obat-gerd-paling-ampuh-yang-kerap-diresepkan-dokter
- Penyakit asam lambung – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses Juni 20, 2025, https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_asam_lambung
Tinggalkan Balasan